RISE OF CURRENT GENERATION . Kebangkitan Generasi, Menjadi Aktor Presisi

 

RISE OF CURRENT GENERATION

Kebangkitan Generasi, Menjadi Aktor Presisi

Rizky Ahmad Fahrezi


Source gambar : idntimes.com

Opening Spirit

Di tengah arus globalisasi, krisis iklim, revolusi digital, dan perubahan sosial yang cepat, generasi masa kini sering disebut sebagai Generasi Z dan milenial muda tampil sebagai kekuatan baru yang membentuk arah dunia. Mereka tidak sekadar menjadi penonton sejarah, tetapi aktor utama yang membawa semangat, kreativitas, dan kesadaran sosial yang tinggi dalam setiap aspek kehidupan.

Generasi masa kini menjadi person who move, terus bergerak mengiringi dinamika dengan penuh keyakinan, mengatakan pada dunia bahwa persona muda tidak sekedar membawa kemudi gegabah, bukan sekedar tangan yang membelalak kosong nan hampa. Namun, menjadi individu dengan pundak sedia karya dan sendi menyusur tohok akselerasi cipta.

Generasi masa kini lahir dan tumbuh bersama teknologi (digital native). Mereka fasih dalam bahasa digital, terbiasa multitasking, dan mampu mengakses informasi dalam hitungan detik. Namun, lebih dari itu, mereka menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu-isu penting seperti keadilan sosial, perubahan iklim, kesehatan mental, dan kesetaraan gender. Mereka tidak takut bersuara, berani menantang sistem, dan memilih untuk tidak diam ketika melihat ketidakadilan.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, generasi masa kini juga menghadapi tekanan besar seperti ketidakpastian ekonomi, tuntutan sosial media, krisis identitas, dan ekspektasi tinggi dalam tuntutan sukses kehidupan dengan waktu singkat.Namun, alih-alih tenggelam, mereka berusaha bangkit dengan cara yang unik: menciptakan lapangan kerja sendiri, mengadvokasi kesehatan mental, dan mencari makna lebih dalam dari sekadar materi.

Kebangkitan generasi masa kini bukanlah suatu kebetulan. Mereka tumbuh di masa di mana dunia sedang mencari arah baru. Dengan nilai-nilai seperti empati, kolaborasi, dan inklusivitas, mereka hadir untuk meretas batas lama dan membangun masa depan yang lebih manusiawi. Mereka memadukan idealisme dan realisme, aktivisme dan teknologi, kreativitas dan keberlanjutan.

The rise of the current generation” bukan hanya tentang mereka yang menjadi influencer atau pemimpin startup. Ini tentang gerakan kolektif anak muda yang berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkan dunia yang lebih adil dan layak huni. Mereka sedang naik bukan untuk menggantikan generasi sebelumnya, tapi untuk melanjutkan estafet sejarah dengan warna dan cara mereka sendiri.

Problema

Konsekuen dalam melakukan sebuah perjuangan adalah menghadapi beragam masalah dan tantangan. Tentu, masalah dan tantangan menjadi pusparagam perjalanan untuk disikapi sebagai bagian dari upgrade capacity, bukan sebagai monokrom lanskap kehidupan yang harus paripurna sekejap mata.

Diantara tantangan yang dihadapi generasi pemuda masa kini tentu menyangkut sebagai berikut :

Pendidikan. Pendidikan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan pola pikir, sikap, keterampilan, serta karakter setiap individu. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung semua aspek. Tentu pendidikanlah yang menciptakan generasi untuk mengarungi cakrawala masa depan, pendidikan menjadi sektor penentu kemajuan peradaban. Ketidakmerataan pendidikan dan kurangnya keterdukungan pendidikan dapat menjadi masalah serius bagi pembentukan kualitas generasi.

Pendidikan memiliki juga peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dapat mendorong perkembangan dan keberlanjutan sosial. Dengan adanya pendidikan yang merata di antara anggota masyarakat, kesenjangan sosial dapat dikurangi.

Dengan itu, pendidikan sudah sepatutnya menjadi priotitas utama untuk dioptimalkan baik dari sudut pemangku kebijakan, masyarakat luas, dan individu muda itu sendiri. Kesadaran yang masif perlu ditumbuhkan, dan motivasi eksplosif perlu dimiliki generasi masa kini untuk mengusahakan fitrahnya dalam menerima asupan pengetahuan hingga menjadi individu modern yang mengedepankan keberlangsungan pendidikan.

Krisis Identitas. Krisis identitas merupakan kesulitan dalam membentuk konsep diri dan identitas diri. Fenomena ini sering ditemui pada generasi muda, dimana keberlangsungan masa transiri tentu memberikan shock injury bagi kehidupan kepribadian, generasi muda yang rentan dalam masalah mental sering dihadapkan pada kesulitan memanajemen konsepsi diri. Hal ini tentu menjadi masalah yang perlu disikapi serius, baik dari sisi eksternal (luar individu generasi) maupaun internal (pribadi generasi). Generasi masa kini perlu mendapat konseling dan trigger positif untuk selalu melecutkan diri dalam menghadapi transisi identitas sehingga visi masa depan dapat nampak cerah.

Mental Health. Seperti yang telah dibahaskan pada bab-bab awal, bahwa masalah kesehatan mental selalu menjadi atribut yang tidak lepas pada generasi muda. Generasi muda rawan menghadapi tuntutan sosial dan ekspetasi tinggi era modern, manajemen psikis yang kurang dapat mudah menjadikan stres, depresi, dan burn out. Sehingga dapat mengurangi produktivitas bahkan menjadikan ketidakberlangsungan proses pembentukan kualitas diri.

Pengaruh Teknologi dan Media Sosial. Kemajuan teknologi dan keterbukaan media sosial menjadikan akselerasi zaman yang tak terbendung, dan tak jarang menjadikan ladang miskonsepsi bahkan doktrinisasi faham instan dan ekstrimis. Generasi masa kini yang tidak mampu mengelola akses informasi dengan baik dapat mudah termakan informasi, mode, tren, dan provokasi yang belum tentu maslahat.

Literasi. Literasi menjadi bagian dari ketelitian dan kehati-hatian membaca situasional zaman modern, lierasi yang mumpuni mengakomodir keberpihakan generasi pada informasi yang kredibel dan perpsektif yang tidak kerdil. Minimnya kecerdasan literasi dapat menjadikan banyak temuan negatif pada alokasi sikap generasi masa kini, seperti penciptaan keputusan, akomodasi penyikapan, dan ketepatan positioning pada kompleksivitas zaman.

Gaya Hidup. Gaya hidup generasi yang mulai kurang sehat dapat dilihat dari budaya ketermudahan konsumsi serba instan baik dari segi pemahaman, informasi publik, budaya keseharian, bahkan makanan. Banyaknya pola pikir instan dapat menjadikan gaya hidup yang kurang kodusif. Hal tersebut dapat disikapi dengan budaya berproses, berjuang, dan bertahan.

Konklusi Presisi

Kebangkitan generasi masa kini merupakan kunci utama bagi kemajuan bangsa. Dengan semangat, kreativitas, dan kepedulian sosial, generasi masa kini memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif di berbagai bidang kehidupan. Namun, potensi itu hanya akan bermakna jika diiringi dengan karakter yang kuat, wawasan kebangsaan, serta komitmen terhadap nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Oleh karena itu, generasi muda harus bangkit bukan hanya untuk berprestasi, tetapi juga untuk berkontribusi nyata demi masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan dunia.

Menjadi figur yang presisi penting untuk ditujukan dan dikomodir. Presisi dalam arti konsistensi dan ketelitian rinci ukur neraca perkembangan diri. Menjadi figur presisi berarti menjadi figur produktif dan siap menjadi pelopor inklusifitas peningkatan kapasitas diri dan orang lain. Menjadi person trigger bagi lingkungan sosial, populasi, organisasi dan asosiasi. Menumbuhkan enthusiasm for progress disetiap keterbukaan lokomotif produktivitas dan pengadaan ruang dialektika perkembangan (development).

Tantangan yang bermunculan bukanlah penghadang abadi yang menjadikan paripurnanya usaha-usaha positif, justru menjadi evaluasi dan menjadi bahan bakar pelecutan energi baru dalam mengusahakan progresivitas konsisten. Tantangan hadir untuk disikapi secara bijak, efektif, menimbang banyak perspektif, dan optimal eksekusi (terukur, mumpuni, tepat sasaran).

Generasi masa kini bukanlah seperangkat entitas yang tak tatas, bukanlah figur yang selalu terdikte oleh keadaan, bukan persona yang melongo pada titik keheranan. Melainkan persona yang menepis segala bentuk esensi pesimis, mencipta kausaliti penuh arti, mencipta karya penuh aksi, dan tanpa dilema afirmatif pada segala bentuk pemikiran progresi.

 

REFERENSI :

Tuada, Nisrina Jinan Dkk. 2025. “Generasi Z, Tantangan dan Peluang Bagi Pendidikan”. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan. Volume 5, Nomor 1. p-ISSN: 2962-3596; ISSN: 2962-4797.

 

Post a Comment

0 Comments