BERDIAM TERTUMPUK KEMUSYKILAN,
BERGERAK TERLENGGANG HARAPAN :
PERSONA GENERASI MASA KINI DALAM
TUNTUTAN PRODUKTIF DAN PROAKTIF
Konteks Masalah
Zaman yang serba instan dan kompleksifitas kebutuhan yang
tinggi, menuntut masyarakat masa kini untuk lebih beradaptasi dengan dinamika
ketertuntutan yang terus melambung. Bentuk adaptasi yang dimaksutkan adalah
kemampuan memahami dan menyediakan kebutuhan zaman yang terus meningkat.
Transformasi di berbagai bidang membawa dampak pada tuntutan
kebutuhan yang semakin tidak sederhana. Faktor peliknya kebutuhan pada zaman
sekarang diantaranya disebabkan oleh berkurangnya batas interaksi karena
globalisasi (interaksi tanpa batas manusia), terciptanya standar dan gaya hidup
baru, perkembangan teknologi menjadi domain pokok baru, persaingan dunia kerja,
kebutuhan emosional yang meningkat, dan faktor kesehatan atau lingkungan yang menuntut
gaya hidup baru.
Proses hubungan antar bangsa dan antar negara merupakan suatu
fenomena yang menandai era globalisasi, hal itu terjadi tanpa adanya
keterkaitan batas-batas bio sosial politik maupun geo nasional ideologis.
Seluruh dunia membentuk diri menjadi satu dan saling berketergantungan
globalisasi, ketergantungan tersebut tidak hanya terjadi pada bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (iptek), tetapi juga dalam bidang politik
ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk dalam bidang pendidikan.
Terciptanya standar atau gaya hidup baru juga menjadi sekian
tanda dari untaian kerumitan kebutuhan masa kini. Kebutuhan akan keterikutan
tren dan mode masa kini menjadi tidak terelakkan, masyarakat bahkan tak segan
untuk berjuang bahkan berkorban demi memenuhi tren atau mode baru. Misal saja
munculnya tren pemakaian Iphone, dimana terbunyikan kata “Jika tidak Iphone maka bukan sirkel
kami”, hal ini menunjukkan standarisasi baru jika tidak memiliki Iphone
diartikan sebagai masyarakat yang tertinggal zaman dan cenderung tidak modis.
Menarik dibahaskan bahwa teknologi menjadi kebutuhan pokok
baru yang tidak bisa terpisahkan. Pada zaman sekarang kebutuhan tidak lagi
sekadar sandang, pangan, papan, tapi juga akses internet, gadget, aplikasi, dan
informasi real-time. Manusia masa kini membutuhkan teknologi untuk
menyelesaikan pekerjaan, menjadi alat efektifitas kebutuhan, menjadi media
optimalisasi sistem, atau hanya sekedar sebagai hiburan semata. Hal ini
menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat masa kini terhadap teknologi tidak
bisa terelakkan. Namun dari ketermudahan yang didapat, tentu dampak negatif
teknologi tidak boleh dihiraukan.
Persaingan dunia kerja saat ini semakin ketat dan tinggi.
Jika sebelumnya para pelamar kerja hanya berpikir bagaimana bersaing dengan
kawan sejawat lulusan Indonesia, kini para pelamar kerja harus lebih giat
meningkatkan potensi diri karena telah memasuki era globalisasi persaingan
dunia kerja yang tidak hanya bersaing dengan lulusan perguruan tinggi nasional
tetapi juga pekerja asing yang masuk ke Indonesia.
Bahkan tidak hanya itu, masyarakat masa kini juga harus bersaing
dengan teknologi dalam sektor pekerjaan. Tuntutan hidup yang diciptakan oleh
teknologi semakin banyak. Dimana dengan kemajuan teknologi, kebutuhan pekerjaan
semakin pelik. Hal ini menuntut generasi yang akan terjun di dunia kerja harus
memiliki ketrampilan dan kompetensi yang tidak sederhana. Bahkan teknologi juga
siap menggeser manusia jika manusia tidak mampu beradaptasi, tidak
bertransformasi, tidak produktif, dan tidak proaktif.
Menjadi Persona yang Produktif dan Proaktif
Berdasarkan sekian konteks yang dibahaskan diatas, disimpulkan
bahwa masyarakat masa kini tidak bisa tinggal diam atas berbagai cerita tang
telah digoreskan oleh kemajuan zaman khusunya kemajuan teknologi. Masyarakat khususnya
generasi masa kini harus senantiasa aktif dalam menafsiri dan menyikapi kebutuhan
era sekarang.
Generasi masa kini sebagai laskar muda di berbagai sektor tentu
menjadi daya utama yang menggerakkan ekosistem positif guna menyikapi
kompleksifitas kebutuhan zaman. Dengan itu, generasi masa kini dituntut untuk
selalu produktif dan proaktif.
Produktif adalah suatu aktivitas yang mampu menghasilkan
suatu hal atau manfaat dari apa yang dikerjakan. Menurut Umi dalam Sinungan, kerja
produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga
bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja atau
minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik.
Sedangkan proaktif adalah pembebaskan pikiran memilih apa pun
ide dan tindakan kreatif yang terlintas di kepala. Artinya, proaktif adalah sebuah
bentuk mengungkapkan ide kreatifitas dengan menindih rasa khawatir dan malu, sehingga
dapat menjadi sebuah awalan atau inisiasi positif kedepan. Orang-orang proaktif
adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak
bersikap reaktif saja.
Berikut kegiatan produktif yang bisa dilakukan generasi masa kini
1. Mengembangkan Keterampilan, Upgrade keterampilan abad-21
Poin pertama yang penting untu
dibahaskan adalah seputar keterampilam, mengingat keterampilan adalah kunci
untuk survive menghadapi segala tuntutan apalagi menyangkut kebutuhan.
Keterampilan yang dituntut tentu menjadi sangat kompleks mengingat zaman
semakin berkembang justru menjadi tidak sederhana.
Keterampilan zaman sekarang yang
perlu dikuasai tentu adalah kemampuan penguasaan IT seperti desain
grafis, coding, editing video, operator digital platform, dan digital
marketing. Kemampuan abad-21 yang dapat dikembangkan adalah keterampilan
dalam komunikasi, kecakapan berkolaborasi, kecakapan kreativitas pemikiran.
Menarik dibahaskan tentang
keterampilan komunikasi yang menyangkut kemampuan public speaking,
kemampuan retorika, intonasi, dan orientasi membangun komunikasi, dan tak lupa
kemampuan berbahasa yang baik bahkan penguasaam bahasa asing seperti Inggris,
Mandarin, dan Jepang.
2. Meningkatkan
Frekuensi Membaca dan Menulis (Kemampuan Literasi)
Membaca menjadi jendela Ilmu dan
menulis adalah sarana ekspresi dalam sebuah narasi yang nantinya dapat dibaca
kembali oleh orang lain. Membaca menjadi sarana buka kazanah dan menulis menjadi
sarana penciptaan aset portofolia produktif dan tentunya bermanfaat bagi orang
lain.
Kegiatan membaca dapat dilingkup buku
pengembangan diri, biografi tokoh inspiratif, atau isu-isu terkini. Kegiatan menulis
seperti menulis blog, artikel opini, atau membuat konten edukatif di media
sosial. Menulis jurnal harian untuk melatih refleksi dan perencanaan.
3. Membangun
Personal Branding
Tidak dapat dipungkiri personal branding
atau eksistensi diri menjadi penting di masa kini terlebih penggunaan platform
digital semakin pesat. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah membangun akun
media sosial secara positif dan profesional. Membuat portofolio digital dengan
torehan produktifitas karya. Berkontribusi di komunitas daring atau forum
diskusi yang relevan.
4. Membangun
Usaha
Memulai usaha kecil-kecilan terlebih
dengan memanfaatkan fitur jualan online atau market place. Bergabung
dalam program kewirausahaan pemuda. Belajar tentang manajemen keuangan dan
pemasaran digital.
5. Aktif
dalam Kegiatan Sosial
Menjadi bagian komunitas sosial,
lingkungan, atau pendidikan. Tidak sungkan membantu kegiatan edukasi
pencerdasan anak. Terlibat dalam gerakan pemuda, karang taruna, atau organisasi
masyarakat.
6. Menjaga
Kesehatan Fisik dan Mental
Rutin olahraga, meskipun olahraga
ringan. Meditasi dan konsultasi psikolog bila perlu. Membangun gaya hidup sehat
seperti mengurangi kebiasaan begadang, tidur cukup, manajemen mental, makan
makanan bergizi, mengurangi konsumsi konten toxic.
7. Menyiapkan
Masa Depan (Visioner)
Menyusun rencana karier atau
pendidikan jangka panjang. Mengikuti magang atau upgrading skill lingkup
profesi. Mempersiapkan tabungan atau investasi kecil sejak dini.
Berikut kegiatan proaktif yang bisa dilakukan generasi masa
kini :
1. Proaktif
di Dunia Digital
Membuat konten edukatif, inspiratif,
atau kreatif yang membangun. Membanjiri konten digital terkait promosi
nilai-nilai positif seperti moderasi, literasi digital, dan moralitas generasi
masa kini. Menjadi netien yang bijak, bukan penyebar hoaks atau ujaran
kebencian.
2. Mengikuti
dan Menginisiasi Kegiatan Sosial
Ikut berpartisipasi bahkan mengawali
kegiatan bakti sosial misal seperti pengadaan pengobatan gratis, bakti terhadap
masyarakat lanjut usia, galang dana bencana alam atau bantuan kemiskinan dan pengayoman
terhadap penderita disabilitas,
3. Aktif
dalam Organisasi Masyarakat atau Forum Diskusi
Aktif berdiskusi, memberikan ide, dan berkontribusi dalam program
dan kegiatan organisais atau masyarakat. Membantu menyelesaikan masalah, mengawali
solusi bahkan kritik yang konstruktif bukan menciptakan kebiasaan destruktif dan
toxic di organisasi.
4. Meningkatkan
Kompetensi Mandiri dan Tidak Bosan untuk Berkembang
Belajar hal baru dan mau keluar daru
zona nyaman, seperti mengambil kursus online atau membaca buku. Mengembangkan
kemampuan “problem solving” dan kepemimpinan. Melatih kemampuan analisa diri
dan analisa sosial.
5. Menjemput
Bola, Bukan Menunggu Bola (Mencari Peluang Bukan, Menunggu Kesempatan)
Figur yang proaktif tidak menunggu momen dan kesempatan dengan dalih menghindari resiko,
justru menciptakan kesempatan itu dan berani menghadapi resiko selama yang dilakukan
adalah sebuah kebenaran
6. Berpastisipasi
dalam Event Perlombaan atau Kompetisi
Mulai aktif melecutkan potensi diri
dengan mencoba mendaftar di event perlombaan sesuai keterampilan. Hal
ini berguna untuk menambah jam terbang, portofolio dan tentunya pengalaman.
Kegiatan produktif tidak harus diawali dengan sebuah
keahlian, melainkan diawali dengan sebuah tekat dan semangat yang tinggi untuk
menghasilkan kreasi. Kreasi bukanlah sesuatu yang akan selalu ternilai sempurna,
melainkan sebuah hasil adanya yang menjadi bagian warna dari perjalanan proses
generasi, kesempurnaan sejati akan ditemukan ketika generasi telah mampu
memulai dan berkreasi dengan potensi diri. Bukan kesempurnaan ekspetasi tinggi
yang justru menekan dan menjadikan pesimis.
Sikap proaktif perlu ditumbuhkan dan disematkan dalam
karakter generasi masa kini. Sikap untuk selalu menginisiasi dan mempelopori interaksi
positif yang nantinya mampu menjadikan transformasi ekosistem menuju sumberdaya
yang berkualitas. Selalu bergerak dalam pendadaran positif untuk menyikapi beragam
fenomena terkini peradaban khususnya menyangkut kebutuhan yang semakin kompleks
dan rumit. Tidak hanya berdiam diri yang nantinya hanya menjadikan tertumpuknya
kemusykilan yang berujung pada ketertinggalan bahkan keterpurukan.
REFERENSI :
Abdillah,
Karim dan Tasman Hamami. Pengembangan Kurikulum Menghadapi Tuntutan
Kompetensi Abad Ke 21 Di Indonesia. P-ISSN 2620-861X E-ISSN 2620.
0 Comments